Selasa, 26 Juli 2016

7 Months, Still Going Strong.

Kala itu, petang mulai menyapa. Mentari yang sangat cerah pun mulai meredup. Seoul kala itu terasa sunyi. Tak kalah dengan langkah seorang Jeon Jungkook di tepi jalan. Ia terus melangkahkan kakinya menuju ke dormitory grupnya, BTS. Hatinya terasa kelu. Entah apa penyebabnya. Yang pasti, ia merasa perasaannya sedikit gundah. Jungkook yang terus melangkahkan kakinya kemudian ia mempercepat langkahnya, karena ia merasa rintik hujan mulai membasahi keningnya. Ia kemudian memasukan kedua tangannya ke dalam saku hoodienya.

"Mengapa kau tidak menuruti perkataan Namjoon hyung, Jeon Jungkook. Ck. Ceroboh." Bisiknya pelan. Ia merasa menyesal karena ia tidak menuruti perkataan Namjoon hyung yang memerintahkannya untuk membawa payung jika akan keluar dorm.

"Secangkir caramel macchiato hangat, hm?" Ucap seseorang disamping Jungkook.
"H- hyung!? Kau..?" Ucap Jungkook terkejut.
"Hm? Kenapa? Aku menuturimu sejak tadi. Jangan kau pikir aku akan membiarkanmu pergi sendirian saat mentari mulai meredup." Ucap Kim Taehyung. Kekasih seorang Jeon Jungkook. Taehyung kemudian mencoba untuk mengusap air hujan yang terus menerus membasahi keningnya.
"Ah, Kookie, hoodiemu basah kuyup, sayang. Biar kau pakai milikku. Ne?" Taehyung kemudian membuka jaket tebalnya, lalu memakaikan jaket itu kepada kekasihnya, Jeon Jungkook.
"Huh? T- tak perlu, hyung. Aku tak ingin engkau jatuh sakit karena membiarkan jaketmu aku yang pakai." Ucap Jungkook sembari menatap Taehyung.
"Sayang? Turuti apa kataku. Dan, ingat.. Panggil aku daddy, arraseo, baby?" Tanya Taehyung dengan lembut.
"Arraseo, d- daddy.." Jungkook mengangguk pertanda ia siap menuruti semua yang Taehyung katakan. Karena ia sangat mencintai Taehyungnya itu.
"Good boy, ckck. Secangkir caramel macchiato telah menantimu, baby kookie. Ayo?" Ajak Taehyung sembari menggenggam tangan Jungkook.

Mereka berdua menyusuri jalanan Seoul kala malam itu. Taehyung yang terus menggenggam tangan Jungkook dan Jungkook yang terus menerus menatap ke arah kekasihnya secara diam-diam karena ia sangat khawatir Taehyung kelelahan atau jatuh sakit disaat tubuhnya sangatlah basah kuyup. Taehyung yang kemudian secara tidak sengaja mendapatkan kekasihnya sedang menatap iba ke arah dirinya, buru-buru ia membentuk satu senyum simpul di bibirnya. Hal itu semata-mata ia lakukan agar Jungkook tidak begitu khawatir akan keadaannya sekarang.

                                       ______

"Eoseoseyo, Taehyung-ssi, Jungkook-ssi! Silahkan." Sapa seoseorang dengan ramah, sembari membukakan pintu cafe.
"Ah, terima kasih, paman! Kau memang barista ter-ramah di kota Seoul ini. Hahaha.." Ucap Taehyung, kemudian ia dan Jungkook membungkukkan tubuh mereka pelan.
"Kau ini, Taehyung. Ckck." Balas sang barista dengan diakhiri tawa kecilnya.

Taehyung dan Jungkook pun segera memilih bangku cafe yang menurut mereka cukup nyaman untuk ditempati.

"Baby, over there?" Tanya Taehyung sembari merangkul Jungkook. Jari telunjuknya mengarah pada suatu bangku di pojok cafe. Bangku tersebut terlihat cukup nyaman memang, dengan jendela kecil di dinding sampingnya, dan suasana cafe tersebut yang cozy disertai dengan putaran lagu-lagu romantis kala itu.
"N- ne, daddy. Disana terlihat cukup nyaman. Ayo?" Ucap Jungkook diikuti dengan senyum manisnya. Ia segera menarik tangan kanan Taehyung, dan mengajaknya duduk di bangku tersebut.
"Seperti biasa, hm?" Tanya Taehyung dengan lembut. Kemudian Jungkook pun mengangguk dan tersenyum manis ke arah Taehyung.

Tak lama setelah perbincangan kecil itu terjadi, pesanan mereka pun tiba. 2 Hot Caramel Macchiato, 1 Choco Lava Cake, dan 1 Cheesy Cake.

"Silahkan dinikmati, baby kookie." Ucap Taehyung.
"Silahkan dinikmati juga, daddy. Kau perlu banyak asupan setelah tubuhmu basah kuyup seperti itu." Balas Jungkook dengan wajah sedikit termenung.
"Tentu, sayang. Mari kita habiskan?" Tanya Taehyung perlahan sembari menggenggam tangan kanan Jungkook.
"Ne, daddy. Mari kita habiskan." Jawab Jungkook, kemudian tersenyum kecil.

Keduanya menikmati secangkir caramel macchiato hangat dan sepotong kue dengan selera rasa masing-masing. Yakinlah, dibalik rasa yang mereka suka, pasti selalu ada cerita.

"Baby kookie? Daddy boleh tanya sesuatu?" Ucap Taehyung sembari memasukkan suapan pertama choco lava cake ke dalam mulutnya.
"Hum? Tentu saja boleh daddy!" Jungkook mengangguk.
"Ada perlu apa kau ke stasiun tadi?" Tanya Taehyung.
"Ah, anu, tadi itu.. Kookie membeli tiket untuk keberangkatan ke Busan, dad." Jawab Jungkook dengan sedikit gugup. Ia gugup karena ia sama sekali tidak memberitahu soal ini kepada Taehyung sebelumnya.
"B- busan!? Kapan? Kenapa kau tidak mengatakan soal ini kepadaku sebelumnya?" Ucap Taehyung. Matanya mulai nanar.
"Aku.. Aku hanya takut kau akan marah padaku, d- dad." Balas Jungkook. Selera makan diantara mereka pun hilang seketika. Ada satu yang membuat kepergian Jungkook nanti mengganjal di hati Taehyung maupun Jungkook sendiri. Ialah Jungkook yang akan pergi pada tanggal 25 Juli, dan tiba sampai tujuan pada tanggal 26 Juli. Biasanya, tepat pada tanggal 26 Juli di awal waktu, mereka dapat merayakan monthsarynya bersama. Tapi kali ini, Jungkook terpaksa harus menemani ibunya untuk kembali pulang ke Busan.

                                       ______

Keesokan harinya, Jungkook tengah sibuk menulis secarik surat untuk kekasihnya, Taehyung. Ia menulis,

"Daddy, surat ini Kookie tulis ketika mungkin daddy menyimpan rasa kelu karena kepergian Kookie ke Busan nanti. Beribu maaf belum tentu dapat menebus rasa sesal Kookie karena ini. Yang pasti, Kookie benar-benar minta maaf, karena disaat kita akan merayakan mensiv kita yang ke-7, kemungkinan kendala menghampiri itu akan sangatlah besar. Entah itu koneksi, atau mungkin kendala lainnya. Dan juga, baby Kookie ingin menyampaikan maaf karena mensiv kali ini Kookie tidak menyiapkan segala sesuatu yang luar biasa seperti yang daddy siapkan. Mungkin yang Kookie siapkan ini, sangat amat terlampau sederhana. Tidak 'wah'. Tapi, Kookie buat ini dengan sepenuh hati. Dengan ketulusan, demi yang tersayang, kau, Daddy Tekim."

Ia simpan secarik surat itu di meja kecil samping bed Taehyung. Yang ia harapkan hanyalah Taehyung melihat surat itu, membacanya, dan memaafkannya. Karena ia sungguh menyesal tidak bisa berada di samping kekasihnya ketika mensiv ke-7 nanti. Dan jujur, ia belum siap akan segala risiko yang didapat ketika ia dalam perjalanan menuju Busan. Entah itu koneksi yang mungkin sewaktu-waktu dapat berubah atau hal lainnya yang memungkinkan ia sulit untuk menghubungi kekasihnya, Taehyung.

"Handphone milik daddy..?" Ucap Jungkook perlahan ketika melihat handphone Taehyung tertinggal di kamar sementara ia sibuk shooting.
"Mungkin aku bisa meninggalkan pesan disini. Hm, arraseo." Ucap Jungkook sembari tersenyum pahit. Ia benci ketika ia harus tersenyum sambil memendam rasa sesal dan kecewa terhadap dirinya sendiri.

Ia membuka recorder yang ada pada handphone kekasihnya itu. Kemudian ia merekam suaranya.

"Daddy, maaf Kookie belum bisa kasih hadiah yang bagus untuk mensiv kali ini, ne? Kookie izin pamit untuk berangkat, hadiah mensiv dari Kookie akan para hyung berikan untuk daddy, kecuali Namjoon dan Jin Hyong, karena mereka sedang pergi entah kemana, mungkin berkencan. Hahaha. Dan ketika melihat hadiahnya nanti, Kookie mohon maaf karena itu hanyalah hal sederhana yang tidak seharusnya Kookie berikan sebagai hadiah mensiv kali ini. Hehehe. Kookie sayang daddy, selama apapun itu. Jaga pola makan dan kesehatanmu, dad." Ucap Jungkook di rekaman itu.

                                       ______

Di kereta, menuju Busan.

"Apa apaan.. Aku justru tidak berpamitan kepada daddy secara langsung." Ucap Jungkook sembari mengacakkan surai hitamnya.

Jungkook sedikit kelu. Ia merasa benar-benar bersalah kepada Taehyung. Ia memutuskan untuk memasang earphone putih miliknya. Kemudian tak sengaja terputar lagu Nothing Like Us milik Justin Bieber.

"... there's nothing like you and me, together through the storm." Jungkook mengikuti alunan lagu tersebut, bibirnya mengungkapkan sedikit demi sedikit lirik yang ia hapal.

Kemudian ia termotivasi untuk mengirim rekaman suara ia menyanyikan lagu nothing like us. Perlahan ia bernyanyi di kereta, kemudian ia kirimkan rekaman suaranya tersebut kepada Taehyung via Kakao Talk. Semoga Taehyung dapat segera mendengar rekaman suaranya tersebut. Dan semoga Taehyung tetap bahagia disana, meskipun Jungkook tidak bisa memberikan hadiahnya secara langsung.